PESONA KESENIAN TRADISIONAL

Gerimis di malam minggu merupakan dilema tersendiri bagi kawula muda yang memang selalu mengagendakan hari sabtu malam sebagai acara rutin untuk berkumpul bersama teman atau sekedar pergi ke rumah pacar untuk apel.Tapi gerimis kali ini tak menyurutkan semangat warga di sekitar rumah saya untuk melihat acara yang jarang diadakan yaitu Pencak Silat.Ya. . .ini merupakan kesenian Jawa Timur yang di dalamnya selain atraksi pencak silat juga ada atraksi lain.Orang- orang sering menyebutnya dengan “bantengan” dan “macan-macanan” yang terkadang membuat pemainnya “kalap” atau seperti kehilangan kesadaran karena sedang kerasukan.Hal ini hampir sama seperti pemain kuda lumping yang akhirnya memakan pecahan piring dsb.Kejadian seperti ini sebenarnya adalah yang ditunggu-tunggu oleh penonton meskipun mereka mengaku takut dan harus geser dan sedikit menjauh dari pemainnya.Tapi terkadang untuk menarik penonton,para pemain sengaja untuk pura-pura kerasukan.
Acara ini diselenggarakan pada pukul 20.30-00.30 WIB di hari Sabtu yang basah karena guyuran hujan sejak sore hari.Acara ini sudah dipersiapkan oleh anggota paguyuban sejak sore hari.Tak jarang mereka harus mondar-mandir untuk memeriksa sound system yang terpaksa ditutup karena hujan yang tak kunjung reda.Setara dengan semangat para pemain,para warga yang tak ingin ketinggalan acara ini pun berduyung-duyung pergi untuk menyaksikan dengan membawa payung masing-masing.Penontonnya pun beragam ada bapak-bapak,ibu-ibu,orang tua,remaja bahkan anak-anak pun tak ketinggalan untuk menyaksikan acara yang memang sudah sangat jarang diselenggarakan ini.Dan ternyata semakin malam hingga tengah malam acara ini semakin dipadati oleh gerumunan para penonton.
Acara ini di buka oleh sambutan dari beberapa orang yang ternyata diantaranya merupakan caleg dari suatu partai politik.Dan seperti kampanye pada umumnya,pembawa acara memperkenalkan caleg tersebut dan disertai dengan penyebutan nomer urutnya dalam Pemilu yang diulang berkali-kali yang mungkin tujuannya adalah agar warga yang menonton mengenal dan memilihnya di Pemilu mendatang.Mungkin memperkenalkan diri bagi caleg seperti ini merupakan cara yang manjur karena meskipun tetap memberi sambutan dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya susah dimengerti oleh orang awam tapi hal itu tidaklah terlalu penting karena yang terpenting adalah semakin sering nomer urutnya disebut maka semakin besar peluang warga mengingatnya dan akhirnya memilihnya dipertarungan perebutan kursi legislatif mendatang.
Sebenarnya sangat disayangkan karena ternyata acara seperti ini baru diselenggarakan ketika mau Pemilu saja dan cenderung hanya sebagai ajang kampanye padahal jika acara seperti ini semakin sering diselenggarakan maka kelestarian kesenian ini pun akan terus terjaga meskipun banyak sekali kesenian atau adat-adat khas orang barat yang sepertinya sudah menjadi budaya di negeri kita khusunya bagi para pemudanya.Oleh karena itu,kesenian-kesenian seperti ini harus kita jaga bersama dan alangkah baiknya jika kita sebagai generasi muda lebih memperhatikan kesenian-kesenian yang hampir punah seperti ini.Karena bagaimana pun juga kita sebagai generasi muda adalah para penerus bangsa dan kita juga yang menentukan kemana arah negeri ini nantinya karena maju tidaknya suatu negara adalah tergantung pada para pemudanya.Dan jika kita lebih bangga dengan kesenian,adat dan kebiasaan orang barat maka sebenarnya kita telah lupa dengan identitas kita sendiri yang merupakan orang timur.Jadi mulai sekarang ayo kita lestarikan adat dan kesenian kita sendiri agar persatuan dan kesatuan Indonesia selalu terjaga.Semangat. . .

wah neh salah satu tulisan ku yang mau aku kirim ke suatu koran.yah pengen nya seh belajar jadi wartawan.eh ndak jadi tak kirim.hehehehe,,,,ndak apa-apa wes tak posting di sini ae yang penting pesan nya tersampaikan,,,hehehehe,,,,,